Selasa, 29 Oktober 2013

5 Hal Penting yang Bisa Hilang dari Hidup Manusia (Sebuah Ilustrasi)

Gugun Gondrong




Tidak ada orang yang rela uangnya hilang. Tapi jika salah langkah, ada lima hal penting yang bisa hilang dari hidup manusia.




Apakah itu?
  1. Tabungan/investasi
  2. Harta
  3. Harga diri
  4. Penghasilan
  5. Impian
Bagaimana lima hal itu bisa hilang? Silakan lihat ilustrasi berikut.

Ilustrasi

Ada seorang kepala keluarga usia 30-an tahun, kita sebut saja Tuan X. Tuan X memiliki asuransi jiwa murni yang menanggung risiko meninggal dunia dengan UP jiwa 1 miliar. Dia juga mengambil rider kesehatan untuk diri dan keluarganya, plan kamar 500rb per hari. Selain itu, dia pun rutin berinvestasi di reksadana sebesar 1 juta per bulan. Dia sudah melakukannya selama 5 tahun, dan kini uangnya hampir 100 juta.

Dari fakta ini, jelas bahwa Tuan X adalah seorang yang telah sadar berasuransi dan berinvestasi. Bahkan dipisah pula, sesuai saran para perencana keuangan.

Tapi ada satu yang dia lewatkan: proteksi penyakit kritis.

Pada suatu hari, Tuan X pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan migrain yang akhir-akhir ini kerap mendera kepalanya. Biasanya pakai obat warung pun selesai, tapi kali ini dia bersikap waspada dengan bertanya langsung ke dokter. Ketika dokter melakukan pemindaian pada kepalanya, tak dinyana, ternyata terdapat tumor sebesar bola pingpong di otaknya. Tumor tersebut telah membangun sarang di tempurung otaknya lebih dari 10 tahun, tanpa dia sadari. Biaya operasi untuk mengangkat tumor tersebut, kata dokter, antara 500 juta sd 1 miliar tergantung rumah sakitnya, dan lebih mahal lagi jika berobatnya di luar negeri.

Tuan X terkejut. Tak menyangka. (Jika anda pun tak menyangka bisa ada tumor sebesar itu tanpa disadari, contohnya dapat dibaca di sini: http://life.viva.co.id/news/read/272466-tumor-otak-sebesar-bola-bisbol).

Tapi tak ada pilihan lain. Jika tak segera dioperasi, nyawa Tuan X terancam.
Maka digunakanlah asuransi kesehatan yang dia miliki, tapi askes tersebut hanya mampu menanggung biaya operasi dan lain-lain tak sampai 100 juta.
Karena masih kurang, dia tariklah semua tabungan dan investasinya. Tapi ini pun hanya sanggup menambahi 100 juta.
Tabungan dan investasi hilang. Ini hilang yang pertama.

Tuan X punya sebuah mobil untuk keperluan sehari-hari ke tempat kerja. Mobil itu terpaksa dijual cepat, laku 100 juta.
Masih kurang. Tuan X pun terpaksa menjual rumahnya yang sebagian masih kredit, juga secara cepat. Laku 150 juta.
Sampai sini, tabungan hilang, harta pun hilang. Ini hilang yang kedua.

Operasi telah mulai dilakukan, tapi karena masih banyak kurangnya, keluarga Tuan X berusaha cari pinjaman sana-sini. Hasilnya tak seberapa, karena ketika sehat pun cari pinjaman itu susah, apalagi di saat sakit.
Di sini, yang hilang dari diri Tuan X adalah harga dirinya. Ini hilang yang ketiga.

Karena Tuan X menjalani operasi dengan dana yang tidak cukup dan tidak segera tersedia (butuh waktu untuk jual mobil dan rumah), maka dia tidak mendapatkan fasilitas terbaik untuk operasinya sehingga penanganan tumornya tidak berlangsung dengan sempurna. Nyawanya memang terselamatkan, tapi kondisinya tidak pulih seperti sediakala. Dia tidak bisa bekerja lagi seperti sebelumnya.
Karena tidak bisa bekerja, maka penghasilan pun hilang. Ini hilang yang keempat.

Biaya hidup tak bisa ditunda. Sang istri harus banting tulang menghidupi keluarga. Anak-anak gagal masuk sekolah favorit. Tak ada lagi rekreasi di masa liburan sekolah. Mimpi naik haji harus dikubur dalam-dalam. Pensiun harus diundur entah sampai kapan. Dan di hadapan Tuan X, jangan sekali-kali bicara soal masa depan.
Karena kini, segala impiannya telah hilang. Ini hilang yang kelima.
Demikianlah kisah Tuan X.

***

Sampai di sini, silakan tarik nafas sejenak sambil merenung:
Tuan X adalah seorang yang sadar berasuransi, tapi nyatanya dia masih bisa mengalami hal seperti itu.
Bagaimana jika orang tidak punya asuransi sama sekali? Yang semacam ini amatlah banyak di negeri kita.
Atau bagaimana jika orang punya asuransi dengan manfaat yang lengkap, tapi UP-nya kecil-kecil? Misalnya, UP penyakit kritisnya hanya 100 juta atau bahkan kurang? Yang seperti ini pun banyak sekali. Dan mereka ini masih berisiko kehilangan lima hal penting dalam hidup.
Bagaimana rasanya jika kelima hal penting tersebut hilang dari diri kita?
Sakit. Sedih. Stres. Dunia jungkir balik.
Jangankan kelimanya sekaligus, satu saja yang hilang, akan sangat terasa pedih-perihnya. Bahkan kehilangan satu hal kecil pun bisa bikin galau tidak karuan. Contoh, pernahkah anda kehilangan HP anda? Ingatkah anda bagaimana rasanya saat itu?

Hikmah

Cerita di atas memang hanya ilustrasi. Tapi ini gambaran yang realistis dan mungkin dialami manusia. Anda pun barangkali tahu atau pernah melihat contohnya. Misalnya, mohon maaf, Gugun Gondrong, artis yang diduga kena tumor otak pada tahun 2008. Dia bukan hanya kehilangan lima, melainkan enam hal penting dalam hidup. Yang terakhir adalah istrinya. (Anda bisa membaca beritanya di sini: http://www.berita8.com/berita/2010/05/lepas-dari-koma-gugun-gondrong-dicerai-istri–)

Hikmah yang bisa diambil:
  1. Punya asuransi jiwa dan kesehatan saja tidak cukup.
  2. Apalagi kalau tidak punya asuransi sama sekali.
  3. Ketika memutuskan berasuransi, berpikirlah untuk risiko yang paling buruk (baca: yang butuh biaya paling besar, yaitu penyakit kritis).
  4. Asuransi penyakit kritis adalah keniscayaan, bukan pilihan.
  5. Pada saat yang sama, UP penyakit kritis haruslah cukup besar


Sumber:
 http://myallisya.wordpress.com/2013/06/01/5-hal-penting-yang-bisa-hilang-dari-hidup-manusia-sebuah-ilustrasi/

3 Tips Memilih Agen Asuransi Jiwa



Memilih agen asuransi yang baik sangatlah penting. Agen asuransi yang baik akan membantu Anda mendapatkan solusi asuransi yang tepat dan membuat pengalaman berasuransi Anda menyenangkan. Ingatlah bahwa hubungan Anda dan keluarga Anda dengan perusahaan asuransi bersifat jangka panjang, bahkan bisa melampaui usia hidup Anda. Agen asuransi adalah perantara yang mewakili Anda di hadapan perusahaan asuransi dan mewakili perusahaan asuransi di hadapan Anda. 

 Berikut adalah tiga tips untuk memilih agen asuransi jiwa yang baik: 


  1. Pilihlah agen yang berintegritas
    Integritas seorang agen asuransi jauh lebih penting daripada semua hal lain. Banyak fitur dalam polis asuransi yang cukup kompleks dan tidak semuanya sama pentingnya. Beberapa agen merekomendasikan produk tertentu tanpa alasan lain kecuali ingin mendapatkan komisi yang lebih tinggi. Tidak sedikit pula agen asuransi yang “hit and run”, hanya bagus ketika menjual namun tidak begitu peduli dengan layanan purna jual.

    Carilah orang yang akan bertindak sebagai mitra Anda, memberikan informasi tambahan, mengusulkan alternatif, dan tidak memaksa Anda untuk membeli produk.

    Jika Anda mendapatkan terlalu banyak tekanan untuk cepat membeli, beralihlah ke orang lain. Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan agen yang bagus adalah meminta referensi dari teman-teman, anggota keluarga, rekan kerja atau profesional lain yang pernah bekerja sama dengan Anda (konsultan pajak, bankir, notaris, dll). Bila agen asuransi yang mendatangi Anda, mintalah referensi para nasabah yang telah dilayaninya. Anda bisa mengecek rekam jejak sang agen dari nasabah-nasabahnya.


  2. Pilihlah agen yang profesional
    Anda perlu memastikan bahwa agen yang Anda pilih memiliki keahlian untuk memenuhi kebutuhan Anda:

    • Periksalah lisensi agen. Agen asuransi jiwa harus memiliki lisensi dari AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) untuk dapat menjual produk asuransi. Agen yang menjual produk asuransi unit-link harus memiliki tambahan lisensi khusus. Untuk mendapatkan lisensi-lisensi ini, seorang agen harus lulus dalam sejumlah ujian kompetensi di bidangnya. Agen yang tidak berlisensi dapat menyampaikan informasi produk yang tidak akurat atau menyesatkan kepada nasabahnya.

    • Ketahuilah spesialisasi agen. Beberapa agen asuransi mengkhususkan diri dalam asuransi jiwa tradisional, sedangkan yang lain mungkin lebih mendalami bidang asuransi jiwa unit-link, asuransi kumpulan atau asuransi kesehatan.

    • Ketahuilah kualifikasi agen. Gelar profesional seperti Chartered Life Underwriter (CLU), Chartered Financial Consultant (ChFC), Certified Financial Planner (CFP) dan Life Underwriter Training Council Fellow (LUTCF) menunjukkan bahwa agen tersebut telah menyelesaikan pelatihan lanjutan, lulus ujian yang ketat dan serius dengan pengembangan profesinya.

    Seorang agen yang menjadi anggota Million Dollar Round Table (MDRT) berarti telah memasuki jajaran elit agen papan atas. Mereka pasti telah memiliki daftar nasabah yang panjang, pengalaman yang lama dan mengikuti kode etik profesi yang ketat.


  3. Pilihlah dari beberapa agen
    Bila perlu, temuilah secara langsung setidaknya dua agen asuransi agar dapat melakukan perbandingan dalam hal kualifikasi dan karakter agen serta kesesuaian produk yang ditawarkan. Tidak ada yang dapat menggantikan kontak langsung dalam menilai seseorang. Agen yang baik akan tekun mendengarkan dan mengajukan pertanyaan tentang situasi Anda dan membantu menyusun solusi asuransi yang tepat untuk kebutuhan spesifik Anda. Jika Anda tidak nyaman dengan agen Anda setelah bertatap muka, atau Anda tidak yakin dia menyediakan layanan yang Anda inginkan, carilah agen lain. 



Penulis : Hendro Prasetyo

Kekurangan Term Life dan Kelebihan Unit Link


Di antara berbagai jenis produk asuransi, menurut saya hanya dua yang layak dipertimbangkan, yaitu term life (asuransi jiwa berjangka) dan unit link (asuransi jiwa plus investasi). Jenis asuransi yang lain, yaitu whole life (asuransi jiwa seumur hidup) dan endowment (dwiguna, asuransi jiwa plus tabungan, biasanya dipakai untuk dana pensiun atau dana pendidikan) terlalu mahal preminya dan manfaatnya lebih kecil.

Banyak perencana keuangan menyarankan untuk memisahkan asuransi dan investasi. Asuransinya ambil term life, investasinya boleh di mana saja (reksadana, emas, saham, dll). Saya setuju, tapi tidak semua orang cocok dengan saran ini.

Selain itu, setelah saya menggali berbagai kemungkinan yang ada di unit link, khususnya produk yang saya jual yaitu Tapro Allisya, ternyata preminya tidak berselisih jauh dibandingkan term life untuk mendapatkan manfaat yang sama. Malah beberapa produk term life masih lebih mahal dibandingkan unit link Tapro Allisya ini.


 
Kekurangan Term Life


Jadi, ya, saya tahu term life lebih murah ketimbang unit link, tapi dengan beberapa catatan:

1.  Murah hanya pada awalnya atau selama masa kontrak (5, 10, 20 tahun). Pada saat perpanjangan preminya akan naik berlipat-lipat. Oleh karena itu, kalau anda memutuskan mengambil term life, minta juga ilustrasi berapa preminya jika asuransi diperpanjang.

2.  Hanya bisa bayar tahunan. Bayar tahunan berarti keluar uang sekaligus banyak, misalnya 3 atau 5 juta tergantung manfaat proteksinya. Bagi orang yang uangnya berlimpah, ini tak masalah. Tapi tidak semua orang punya uang sebanyak itu. Kalaupun punya, mungkin masih ada keperluan lain yang juga penting. Selain itu, selisih uang yang ada bisa juga dipakai untuk bisnis atau investasi. Siapa tahu hasilnya bisa menutupi premi bulan berikutnya. Biasanya orang mengambil term life dengan tujuan agar bisa berinvestasi sendiri. Bagaimana mau investasi, kalau belum apa-apa uangnya sudah diambil oleh asuransi.

3.  Beberapa produk term life mensyaratkan tes kesehatan saat perpanjangan sehingga jika kesehatan anda menurun, perpanjangan asuransi anda belum tentu diterima. Oleh karena itu, kalau anda mengambil term life, cari yang ada garansi perpanjangannya.

4.  Kalau ditambah rider, seperti kecelakaan dan sakit kritis, belum tentu ridernya tersedia. Selain itu, belum tentu tarif ridernya murah juga.

5.  Bagi yang peduli dg nilai-nilai syariah: term life umumnya bukan produk syariah. Memang sudah ada yang syariah, tapi silakan cek preminya.


 

Kelebihan Unit Link Tapro Allisya

Unit link Tapro Allisya mengenakan premi 355 ribu per bulan untuk mendapat UP jiwa 1 miliar, tanpa rider apa pun. Manfaat ini berlaku untuk pria usia 30 tahun, tidak merokok, dan pekerjaannya dalam ruangan.

Silakan anda survai, adakah produk term life yang bisa memberikan premi seperti ini untuk UP 1 miliar? Jika dihitung per tahun, memang ada yang lebih murah. Tapi ini per bulan.

 
Kelebihannya:

  1. Preminya flat, tidak naik sampai kapan pun. Malah anda berkesempatan mendapatkan masa bayar lebih pendek (10 tahun) jika hasil investasi sesuai ilustrasi dengan asumsi tertinggi.
  2. Cara bayar bulanan cocok untuk orang yang keuangannya terbatas atau mereka yang merencanakan keuangan dengan periode bulanan (karena gajinya juga bulanan).
  3. Masa bayar bisa lebih pendek untuk masa proteksi yang lebih panjang.
  4. Tidak usah memikirkan perpanjangan. Masa berlaku proteksi sampai 70 tahun (UP 1 miliar), dan masih ada sisa UP 340 juta sampai usia 99 tahun.
  5. Tidak usah medical check up (untuk UP 1 miliar ke bawah)
  6. Kalau mau ditambah rider, tersedia bermacam rider yang bagus dan lebih murah.
  7. Maslahat meninggal akan lebih besar dari 1 miliar karena ditambah hasil investasi. Dengan begini, UP jiwa anda tidak usah diupgrade, karena sudah ada tambahannya dari hasil investasi. Anda juga, kalau mau dan butuh banget uang, bisa mengambil sebagian hasil investasi itu selagi masih hidup.
  8. Produk sudah sesuai syariah, baik dari segi akad maupun penyaluran dana investasi.



Estri Heni
0817 028 4743
2a0897cb
henibisnis@gmail.com

Minggu, 27 Oktober 2013

Tentang Saya


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLVm3_EGuEsysxBStrdFA6OTZq3u220_UZgg6I767fSx2qC6AJ96fBgS4dJ3ydAWqWhh_5Fd86guA8iwco0k6KuNhqmEfB4czXrZhjFlvcgHwB7O0h9Vqzwk7R_sP8RLy2eK7BlFBGFg4/s200/_DSC4952.jpg

Salam,


Laman ini saya sediakan khusus untuk info tentang saya.  Hal ini saya rasa perlu, karena berselancar di dunia maya, apalagi membaca blog, tentu  membuat kita belum bisa bertatap muka.
Bagi sebagian orang, sebelum memutuskan untuk mendaftar sebagai nasabah saya ataupun bergabung menjadi agen di tim saya, seringkali merasa perlu mengenal dulu seperti apa "bentuk" si empunya blog.  Dengan begitu, kurang lebih bisa meningkatkan rasa percaya terhadap bisnis yang sedang ditawarkan.   


Inilah sekelumit info tentang saya.

Nama Lengkap   :  Estriningsih Nugraheni, S.Si
Lahir                    :  Balikpapan, 1978
Alamat                 :  Kav. Cipayung Jl. Akustik Blok: A No. 1 Jakarta Timur 13840
Status                  :  Menikah,  Ibu dari 2 jagoan kecil ( Danu 4 tahun, Danes 4 bulan)
Pengalaman kerja :  Medical Representatif di PT. AstraZeneca (2001-2005)
                                    Oncology Product Specialist di PT. AstraZeneca (2005-2008)
                                    Full Time Mom (2009)
                                    Work From Home Mom (2010-sekarang)



Saya senang sekali menjadi ibu super bagi keluarga kecil saya.  Saya ingin waktu saya berharga bagi mereka, dan juga bagi Anda yang berminat menjadi nasabah Asuransi Jiwa Allianz Syariah, yang mempercayakan saya sebagai agen pendamping Anda.
Saat ini saya masih punya bayi laki-laki yang sedang heboh-hebohnya karena tumbuh kembangnya yang luar biasa, dan saya sangat mensyukuri kehadirannya di hidup saya (seheboh anak pertama saya).  
Sebagai agen asuransi jiwa Allianz Syariah, saya melayani pertanyaan Anda ataupun mendiskusikan kebutuhan asuransi jiwa Anda melalui sms ataupun e-mail kapan saja.  Jawaban atas permintaan ilustrasi Insya Allah segera saya kirim setelah saya selesaikan kebutuhan anak-anak terlebih dahulu.  Setelah Anda menerima ilustrasi, silahkan dipelajari dulu, dipertimbangkan, bahkan mungkin dibandingkan dengan ilustrasi lain.  
Pilihlah yang sesuai dengan kebutuhan Anda, bukan kebutuhan agen.  Apabila Anda memutuskan pilih asuransi jiwa Allisya Protection Plus dengan pendampingan agen Estri Heni, mari kita buat jadwal janji temu untuk 2 hari ke depan.  
Kenapa?  Simpel saja, sambil Anda siapkan berkas-berkas yang diperlukan (fc KTP, fc KK, dll), saya juga siapkan tabungan ASI untuk bekal bayi saya saat saya tinggal berkunjung ke tempat Anda nanti.  
Kenapa harus 2 hari? hehe... Pertama, masalah teknis fisiologis saya butuh waktu cukup untuk siapkan produksi ASI P (beberapa ibu tidak mudah siapkan ASI P), kedua, mencocokan jadwal kegiatan neneknya, supaya bisa dititipin cucu... , ketiga adalah sesuaikan jadwal dengan calon nasabah yang sudah membuat janji temu lebih dulu sebelum Anda.
Hal ini saya lakukan karena saya ingin memberikan yang terbaik untuk Anda, calon nasabah Asuransi Jiwa Allianz Syariah.

Jadi, meskipun saat ini saya menjalani profesi saya sebagai agen asuransi jiwa Allianz Syariah secara paruh waktu, namun kinerja yang saya lakukan adalah sepenuh hati mendampingi Anda merencanakan perlindungan asuransi jiwa yang terbaik, yaitu Asuransi Jiwa Allianz Syariah, dengan nama produknya:  Allisya Protection Plus.

Bagi Anda yang tinggal di sekitar Cililitan, Condet, Cijantung, Cipayung, Ciracas, Cilangkap, Cibubur, Cimanggis, Cibinong, Depok, Pondok Gede, Pasar Rebo, Kampung Rambutan, Setu, Lubang Buaya, Taman Mini, Bambu Apus, yang membutuhkan informasi ataupun bermaksud memiliki perlindungan Asuransi Jiwa Allianz Syariah, silahkan hubungi saya:

              Estri Heni     
SMS / What's App :    0817 028 4743

pin BB                      :    2A0897CB

e-mail                      :    AllisyaKita@gmail.com



Terima kasih sudah mempercayakan perlindungan Asuransi Jiwa Allianz Syariah Anda, bersama saya sebagai agen pendamping Anda....

Rabu, 09 Oktober 2013

Asuransi Kesehatan Allianz: Keunggulan dan Perbedaan



KEUNGGULAN Asuransi Kesehatan Allianz :

Asuransi Kesehatan individu
Maxi Violet  : Asuransi Kesehatan Individu Non Syariah
Allisya Care : Asuransi Kesehatan Individu Syariah

1.  Sistem Klaim menggunakan Kartu Cashless di seluruh Rumah Sakit Jaringan Allianz-Admedika dan juga bisa dengan sistem Reimbursement di seluruh rumah sakit/klinik di dunia tanpa terkecuali, bila menuju selain Jaringan Allianz-Admedika.
2.  Perlindungan 24 jam 365 hari sejak awal kepesertaan (tanpa masa tunggu).
3.  Proses klaim yang pasti, yaitu maksimum 14 hari kerja sejak berkas diterima lengkap oleh kantor pusat .
4.  Program individu ini bisa mengcover seluruh anggota keluarga inti dalam satu polis Asuransi Kesehatan.
5.  Khusus untuk Program Maxi Violet, memberikan jaminan perpanjangan polis hingga usia 70 thn ( Pasal 2 poin 6 tentang : "Jaminan Polis Dapat Diperpanjang atau Guaranteed Policy Renewebility" ).  Sehingga peserta tidak perlu khawatir Polis perpanjangannya akan di tolak karena alasan atau resiko tertentu. 
6.  Memiliki Plan Rawat Inap, Rawat Jalan, Rawat Melahirkan, dan Rawat gigi hingga kelompok manfaat 1.000.000 / hari.
7.  Memiliki Inner Benefit yang sangat lengkap dengan batasan yang lebih luas.
8.  Manfaat Klaim yang tidak dibatasi akumulasinya dalam setahun atau tanpa maksimum limit tahunan.
9.  Tersedia pilihan program dalam mata uang Rupiah maupun Dollar US.
10. Tersedia pilihan program Asuransi Kesehatan Syariah maupun Non-Syariah. 
11. Fasilitas klaim bisa menggunakan sistem Kartu cashless dengan rumah sakit provider Ad-medika maupun sistem Reimbursement dari rumah sakit manapun diseluruh dunia tanpa terkecuali.
12. Progress klaim via SMS ke setiap saat Handphone customer oleh kantor pusat terhadap Klaim yang menggunakan sistem Reimbursement.
13. Terdapat berbagai DISKON menarik untuk kondisi : No claim bonus (20%), paket keluarga (5%), dan paket tabungan proteksi (10%).

Sumber: www.kesehatanterbaik.com



Perbedaan Allisya Care dan Maxi Violet




Allianz memiliki program asuransi kesehatan individual yang berdiri sendiri (stand alone, bukan rider dari asuransi jiwa), murni tanpa investasi dan tanpa pengembalian premi, serta memiliki fasilitas kartu provider-cashless. Produk ini dibuat dalam dua versi: syariah dan konvensional. Versi syariah dinamai Allisya Care, versi konvensional disebut Smarthealth Maxi Violet. Cakupan dan rincian manfaat keduanya sama persis. Jaringan rumah sakitnya pun sama. Keterangan lengkap produk ini bisa dilihat di Apa itu Allisya Care?


Adapun perbedaan Allisya Care dan Maxi Violet adalah:

1.      Allisya Care hanya menyediakan cara bayar tahunan.
2.      Maxi Violet menyediakan cara bayar tahunan, semesteran, triwulanan, dan bulanan. Fasilitas cashless tidak berlaku untuk cara bayar selain tahunan. Selain itu, cara bayar selain tahunan hanya bisa dilakukan melalui kartu kredit. Jika ditotal, cara bayar tahunan lebih murah dibanding cara bayar lainnya.
3.      Premi Allisya Care lebih murah sekitar 5% dibanding premi Maxi Violet.
4.      Pada Allisya Care berlaku ketentuan bagi hasil surplus dana tabarru (kalau surplus), yang memotong premi saat perpanjangan kontrak tahun berikutnya. Surplus dana tabarru diberikan bila tidak ada klaim.
5.      Pada Maxi Violet berlaku no claim bonus sebesar 20%, yang memotong premi saat perpanjangan kontrak tahun berikutnya. No claim bonus hanya diberikan jika tidak ada klaim.
6.      Maxi Violet tersedia dalam mata uang Rupiah dan Dollar, Allisya Care hanya Rupiah.

Sumber: http://myallisya.wordpress.com/2012/04/22/perbedaan-allisya-care-dan-maxi-violet/

Selasa, 08 Oktober 2013

9 Alasan Saya Pilih Unit Link




14 Agustus 2013 aku menandatangani formulir pengajuan asuransi jiwa tipe unit link. Bayar premi 500 ribu per bulan, manfaat yang kuperoleh (laki-laki, 37 tahun, kelas pekerjaan 1) adalah:

  1. Jika meninggal dunia setelah 70 tahun: 250 juta (sampai usia <100 tahun)
  2. Jika meninggal dunia sebelum 70 tahun:  400 juta (+250 juta tsb di atas)
  3. Jika kecelakaan dengan akibat meninggal atau cacat : 245 juta (sampai usia <65 tahun)
  4. Jika cacat total tetap :  240 juta 
  5. Jika sakit kritis (49 penyakit kritis) : 250 juta (sampai usia <70 tahun)
  6. Payor (pembebasan premi dan dibayari premi oleh perusahaan jika terdiagnosis penyakit kritis atau mengalami cacat tetap total) sampai usia 65 tahun.
Ada juga nilai tunai di akhir tahun kesepuluh sebesar Rp 26.947.000 (asumsi pertumbuhan 18%). Nilai tunai ini belum menyamai premi total yang kubayarkan selama 10 tahun (60 juta), karena  mengambil porsi asuransi yang maksimal. Tak mengapa, karena memang tujuanku adalah proteksi, bukan investasi.


Kalau memang tujuannya proteksi, kenapa tidak ambil asuransi murni? Kan bisa lebih murah?

Alasannya ada sembilan.

Pertama, aku ingin asuransi yang menyediakan keempat manfaat di atas. Aku tidak tahu adakah asuransi murni (tradisional) yang menyediakan empat manfaat tsb sekaligus, dengan harga yang kompetitif.

Apakah keempatnya harus diambil? Menurutku, ya. Karena asuransi jiwa murni saja tidak cukup. Bagaimana kalau kecelakaan tapi tidak mati, melainkan cacat? Kalau hanya mengambil asji murni, tentu UP-nya tidak cair. Sejauh ini tidak ada metode yang ampuh untuk mencegah kecelakaan. Berhati-hati saja tidak cukup, karena bisa saja penyebabnya kecerobohan orang lain. Satu-satunya cara hanyalah berdoa mengharap perlindungan dari Tuhan.

Tentang manfaat sakit kritis, sebetulnya aku pribadi yakin dengan pola hidupku yang sekarang ini, aku tidak akan mengalami sakit kritis, kecuali mungkin saat hendak meninggal. Tapi aku juga tahu potensi itu ada. Bapakku alhamdulillah kondisi masih sehat di usianya yang ke 71 tahun. Ibuku sewaktu mudanya sehat, siapa menyangka akhirnya ada benjolan di payudaranya sejak 2006, merasa sehat tapi ternyata 2011 terpaksa di-kemoterapi, radiasi dll yang menghabiskan dana hampir 300 juta (menghabiskan tabungan sendiri), sekarang alhamdulillah sehat walau masih recovery. 
Mengambil manfaat sakit kritis adalah tindakan jaga-jaga, karena penyakit model begini biaya berobatnya mahal. Tentunya harapanku adalah tetap sehat sentosa selamanya.

Sedangkan manfaat payor menjamin bahwa rencana keuanganku, yakni mendapat proteksi jiwa sekaligus investasi, tetap berjalan apa pun yang terjadi pada diriku, sekalipun sakit kritis, cacat total, dan tidak bisa bekerja. Boleh dikatakan, payor benefit adalah “asuransi atas asuransi”. Ya, asuransi kita pun perlu diasuransikan lagi. (Di sini aku teringat ungkapan dalam dunia sufi: “Bahkan istigfar kita pun perlu diistigfarkan lagi”).

Kedua, aku ingin asuransi jiwa yang bisa berlaku seumur hidup, bukan sampai usia tertentu saja. Asuransi jiwa murni (termlife) paling banter hanya sampai 70 tahun, itu pun dengan premi yang sangat mahal selewat usia 50. Dengan unit link, aku punya keleluasaan apakah tetap sampai 100 tahun ataukah kubatalkan pada usia tertentu (misalnya 70 tahun). 
Dengan demikian, pada usia 70 tahun, seandainya masih hidup, aku bisa punya pilihan apakah akan mewariskan uang 250 juta (kemungkinan nanti nilainya tidak seheboh sekarang akibat inflasi) kepada keluargaku, ataukah membatalkan asuransi jiwaku dan mengambil hasil investasi yang ada (di ilustrasi nilainya mencapai 165 juta).  
Dan apabila aku "pindah dunia" sebelum 70 tahun, maka keluargaku tidak akan kehilangan penghasilan karena aku sudah siapkan 650 juta untuk di-depositokan.

Pilihan semacam ini tidak akan kuperoleh di asuransi murni termlife. Memang, menurut teori para perencana keuangan, orang tua umur 70 tahun tidak butuh asuransi jiwa karena hartanya diasumsikan sudah bejibun berkat hasil investasinya sejak masa muda. (Iya kalau sukses. Kalau bangkrut?). 

Tapi punya pilihan tentu lebih menyenangkan. Jika untuk punya pilihan itu aku harus membayar lebih, ya oke-oke saja. Dengan mengambil unit link sekarang, aku bisa menikmati biaya asuransi atau cost of insurance (COI) yang jauh lebih murah di masa tua, dibanding termlife. Dan dana untuk membayar COI itu tidak usah dipikirkan karena akan tertutupi oleh hasil investasi (dengan asumsi kondisi ekonomi sehat, dan tentunya kita mengharapkan demikian. Jika kondisi ekonomi tidak sehat, bukan hanya unit link yang rugi; semua investasi juga rugi, dan asuransi murni juga bisa mengalami gagal bayar klaim).

Ketiga, ada nilai tunai hasil investasi yang akan digunakan untuk merawat manfaat asuransi sampai masa berlakunya berakhir, atau jika butuh uang bisa diambil sebagian tanpa membatalkan manfaat asuransi.

Keempat, unit link menyediakan fasilitas cuti premi, yang memungkinkan diriku:
 1) berhenti menyetor premi untuk sementara (beberapa bulan) jika karena satu dan lain hal aku mengalami kesulitan finansial. Pemberhentian ini tidak otomatis membatalkan polis asuransi karena ada unit investasi yang akan membayarkan biaya asuransi dan administrasi. Setelah keuanganku pulih, aku bisa kembali meneruskan setoran premi;
 2) membayar premi lebih singkat (rencanaku 10 tahun) untuk mendapatkan proteksi lebih panjang.

Fasilitas ini mungkin bisa direplikasikan jika aku mengambil terpisah (TL+TD), dengan cara membayar premi lanjutan dari retur reksadana. Tapi kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi jika uang sudah di tangan kita.

Kelima, belum tentu asuransi murni lebih murah daripada unit link. Memang jika hanya membandingkan unit link vs termlife murni+reksadana, unit link akan kalah, termasuk dalam jangka panjang. Namun jika unit link dibandingkan dengan termlife+(kecelakaan+sakit kritis+payor)+reksadana, aku yakin unit link lebih unggul, termasuk dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, unit link akan lebih tampak lagi keunggulannya. Menurutku, unit link dirancang untuk diambil dengan manfaat yang beragam, bukan satu manfaat saja. Dengan mengambil minimal 2 atau 3 manfaat tambahan, keunggulan unit link akan lebih tampak.

Keenam, jelas unit link lebih praktis daripada mengambil asuransi terpisah dengan investasi. Kepraktisan adalah nilai lebih dari suatu produk, sebab bisa membantu kita menghemat waktu, tenaga, dan pikiran. Jika untuk kepraktisan ini kita membayar sedikit lebih mahal, itu lumrah. Apalagi jika lebih murah.

Ketujuh, dalam unit link ada agen yang sudah berkomitmen untuk melayani nasabah jika melakukan klaim. Ini juga nilai tambah yang tidak boleh diremehkan. Jika untuk fasilitas ini kita membayar lebih mahal, tak masalah. Apalagi jika lebih murah.

Kedelapan, kemampuan keuanganku saat ini hanya memungkinkan aku bayar premi secara bulanan, sedangkan beberapa produk term life yang sudah kusurvai, bayarnya hanya bisa tahunan. Biarpun ada term life yang misalnya menawarkan premi 3 juta utk UP 1 miliar, saat ini aku tidak sanggup bayar sekaligus. Lagi pula, seperti kusebutkan di atas, kebutuhan proteksiku bukan hanya UP jiwa.

Kesembilan, dengan alasan etis dan religius, aku hanya ingin asuransi yang syariah. Produk term-life yang murah-murah tsb pada umumnya belum syariah. Sedangkan term-life syariah preminya lebih mahal, ridernya tidak lengkap, dan aku tidak yakin ada renewal guarantee (garansi perpanjangan).

Produk unit link yang kuambil ini jenisnya syariah. Dan rata-rata penyedia unit link memiliki produk syariah.

 

Kesimpulan: Aku yakin unit link masih lebih baik daripada asuransi murni, dengan catatan:

1. Manfaat proteksinya dimaksimalkan. Perbesar uang pertanggungan meninggal, kecelakaan, dan sakit kritis, sampai jumlah maksimal yang diizinkan oleh program unit link tersebut sesuai premi yang kita bayarkan.
O ya, di sini aku tidak mengambil manfaat kesehatan karena sementara ini aku masih punya kartu Jamsostek dari kantor. Aku tidak tahu berapa plafonnya (kurasa tidak besar), tapi cukuplah untuk sekadar sakit biasa dan dirawat inap di kamar paling murah. Lagi pula pemakaiannya jarang, karena jika aku sakit, aku pilih dibekam saja daripada ke rumah sakit.

2. Tidak salah memilih produk. Mengapa? Karena unit link berbeda-beda dalam segi manfaat yang bisa diberikan dan biaya yang dikenakan. Sebelum memutuskan yang sekarang ini, aku telah melakukan survai terhadap 5 produk unit link (P, T, A, A, dan A). Insya Allah yang kuambil ini adalah yang terbaik (manfaat paling besar, biaya paling rendah).

3. Agennya berkualitas. Jika anda bertemu agen asuransi, tanya berapa lama dia sudah jadi agen. Semakin lama insya Allah semakin baik, tandanya sudah pengalaman. Tapi juga jangan terlalu tua. Kalau bisa seumuran, sebab dia akan melayani kita seumur hidup kita. Kalau dia meninggal lebih dulu, kita bisa kehilangan fasilitas dilayani agen, kecuali agen di atasnya mau menggantikan.

Itulah beberapa pertimbangan yang kuambil sebelum memutuskan membeli unit link. Sebelumnya aku sempat anti dengan unit link setelah membaca saran beberapa perencana keuangan yang menganjurkan pemisahan antara asuransi dan investasi. Tapi kupikir para penyedia unit link pun membaca kritik-kritik yang dialamatkan kepada produk mereka. Ada yang sudah memperbaiki produknya, sebagian lagi belum.

Dan aku memilih produk unit link yang kelihatannya telah disempurnakan untuk siap menghadapi kritik tsb. Salah satu cirinya, dulu produk ini mengenakan biaya akuisisi 195%, sekarang biaya akuisisinya 145% dan bisa turun menjadi 118,7% jika aku membayar premi rutin hingga 10 tahun (produk ini memberikan ekstra 5,26% untuk porsi investasi sejak tahun keenam).

Demikian sekadar sharing. Jadi kita tidak sekadar anti dengan unit link tanpa punya pertimbangan yang komprehensif menyangkut sisi kelebihan dan kelemahan suatu produk. Termlife murah, tapi tidak bisa seumur hidup. Unit link lebih mahal, tapi bisa seumur hidup. Selain itu termlife saja belum cukup; kita juga butuh asuransi kecelakaan dan sakit kritis. 

Unit link memberikan manfaat-manfaat tambahan yang biaya asuransinya akan lebih murah dibanding harus mengambil satu-satu secara terpisah. (Di sini saya belum punya perbandingan dalam bentuk angka, tapi saya yakin setidaknya dalam jangka panjang unit link lebih murah).

Kemudian dari segi investasi, memang reksadana bisa menghasilkan retur yang lebih maksimal. Tapi tentunya kita mengambil unit link bukan dengan tujuan investasi, melainkan proteksi. Hasil investasi yang ada itu fungsinya untuk membayar biaya-biaya asuransi, sehingga sebaiknya tidak kita ambil, kecuali disisakan sejumlah dana yang cukup untuk berkembang sendiri agar kita tidak lagi harus membayar premi. 


pertimbangan pribadi A P, nasabah unitlink Allisya Protection Plus
Financial Consultant : Estri Heni (0817 028 4743)

sharing pengalaman A S, nasabah unitlink Allisya Protection Plus
Financial Consultant: Y H