Senin, 02 Juni 2014







Pembaca yang terhormat,





Untuk memperbaharui informasi Anda tentang produk "Allisya Protection Plus", yaitu produk asuransi jiwa unitlink Syariah dari Allianz, silahkan kunjungi blog terkini saya, dengan meng-klik link berikut ini:













Selamat berasuransi!





Salam,

Estri Heni
Business Executive
Allianz Life Syariah Insurance

SMS/WA :      0817 028 4743
pin BBM :       2a0897cb
e-mail      :      allianzkita@gmail.com





Sabtu, 01 Februari 2014

Rider Baru Tapro Allisya: "Hospital and Surgical Care"

Mulai 20 Januari 2014, Allianz Life Syariah meluncurkan produk baru berupa rider (manfaat tambahan) pada program Allisya Protection Plus (Tapro), yaitu Hospital & Surgical Care +.
Rider ini dikembangkan untuk memenuhi permintaan dari para nasabah yang menginginkan layanan asuransi kesehatan rawat inap yang dilengkapi kartu cashless dalam bentuk unit link. Sebelumnya, askes rawat inap hanya terdapat dalam bentuk asuransi kesehatan murni Allisya Care. Boleh dikatakan, Hospital & Surgical Care + atau HSC+ adalah Allisya Care yang dipindahkan ke program Tapro Allisya dengan beberapa penyesuaian.



Keunggulan Rider HSC+

HSC+ memberikan layanan asuransi kesehatan rawat inap dengan keunggulan antara lain:
  1. Perlindungan kesehatan yang komprehensif (kamar, ICU, dokter umum dan spesialis, pembedahan, obat-obatan, sebelum dan sesudah rawat inap, perawat pribadi di rumah, rawat jalan dan gigi darurat akibat kecelakaan, ambulans, kemoterapi, dialisis, dan fisioterapi).
  2. Fasilitas kartu cashless untuk perawatan di rumah sakit rekanan Allianz di seluruh Indonesia.
  3. Perlindungan 24 jam di seluruh dunia.
  4. Tersedia dalam 10 pilihan plan sesuai kebutuhan dan kemampuan nasabah.
  5. Tidak ada batasan maksimum klaim per tahun untuk rawat inap.
  6. Akad sesuai syariah dengan prinsip tolong-menolong di antara sesama peserta.

Informasi Produk Rider HSC+

Usia masuk1 bulan sd 60 tahun (ulang tahun terdekat)
Masa pertanggunganSampai dengan usia peserta mencapai 70 tahun
Mata uangRupiah
Fasilitas pelayanan
  • Cashless (jaringan Allianz-AdMedika)
  • Reimbursement
Masa tunggu30 hari dari tanggal disetujuinya program HSC+ (kecuali karena kecelakaan)
Iuran Tabarru (biaya asuransi)
  • Dihitung berdasarkan usia, jenis kelamin, perokok/bukan perokok
  • Iuran Tabarru meningkat sesuai usia
  • Iuran Tabarru dipotong otomatis dari unit investasi sampai masa pertanggungan berakhir
Pilihan planPlan 100, 200, 350, 500, 750, 1000, 1250, 1500, dan 2000



Tabel Manfaat Rider HSC+

 klik tabel untuk memperbesar



Anda berminat menambahkan rider ini dalam polis Allisya Protection Plus Anda?

Kontak  Estri Heni
SMS / WA  :  0817 028 4743
pin bb         :  2a0897cb
e-mail         :  allisyakita@gmail.com 

Jumat, 03 Januari 2014

Selamat Tahun Baru 2014



Tahun Baru, Harapan Baru, Pengaturan Rencana Baru untuk Keuangan Keluarga Anda....
 

Izinkan saya memperkenalkan Tapro, sesuatu yang baik dan berguna untuk anda dan keluarga.


                                                                  5 Pertanyaan Penting







                                   Perbandingan pakai uang sendiri dan pakai uang bersama (Tapro)




+ Mana yang anda rekomendasikan untuk teman dan orang-orang yang anda cintai, siapkan uang sendiri atau melalui Tapro? Kenapa?

+ Kalau anda diberi kesempatan dan memenuhi persyaratannya, anda mau punya Tapro?

Tapro adalah Uang Bersama, yaitu uang anda dan ribuan orang-orang lainnya yang dikumpulkan dalam satu Rekening Dana Bersama. 
Rekening ini dikelola oleh Allianz Life Indonesia cabang Syariah, dan digunakan untuk satu tujuan mulia, yaitu memberikan bantuan keuangan jika di antara peserta ada yang mengalami suatu musibah.

Lebih lanjut tentang Tapro, silakan baca di sini: Allisya Protection Plus.



Di bawah ini adalah ilustrasi produk Tapro:

utk laki-laki 30 tahun, premi 1,5 juta per bulan, asumsi cuti premi 10 tahun


Perlindungan untuk : Bpk. Nasabah  (30 thn)
Rencana Setor          :  Rp.  1.500.000/bln  (10 thn)


MANFAAT:

1.  49 Penyakit (Critical Illness Plus/CI+) <70 thn                          = Rp.  1.000.000.000
2. Kecelakaan (Accident Death & Disability/ADDB) <65 thn         = Rp.  1.000.000.000 
3. Cacat Tetap Total (Total Permanen  Disability/TPD) <65 thn = Rp.  1.000.000.000
4. Meninggal - Pertanggungan Seumur Hidup                                 = Rp.  1.000.000.000
5. Bpk Nasabah memenuhi salah 1 dari 49 penyakit / cacat tetap total 
sebelum usia 65 thn SETORAN BEBAS, dan Allianz memberikan extra                                    
  + Rp.       18.000.000/tahun sampai Bpk Nasabah berusia 65 thn

6. Nilai investasi yang terbentuk dengan asumsi proyeksi investasi tertinggi (18%)
pada tahun ke-10 = Rp.   244.000.000
pada tahun ke-20 = Rp.   967.000.000






Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap ataupun ilustrasi yang sesuai dengan profil anda, silakan menghubungi:

Estri Heni 
0817 028 4743 (SMS / What's App)
2a0897cb (pin BBM) 

dengan mencantumkan nama, jenis kelamin, tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan hal-hal lain yang perlu disampaikan.



Demikian.
Terima kasih dan salam sejahtera untuk kita semua.






Semoga bermanfaat untuk Anda.


Ide artikel ini sudah dapat ijin dari Leader saya, pak Asep Sopyan, dari blog beliau http://myallisya.wordpress.com/ untuk saya tulis kembali di blog ini dengan beberapa penyesuaian. 




Selasa, 17 Desember 2013

Fungsi Investasi pada Unit Link

m
 


1. Membayar biaya-biaya asuransi

Ini adalah fungsi dasar dari unsur investasi pada unit link. Biaya-biaya asuransi unit link meliputi biaya akuisisi (dikenakan di 5 tahun pertama), administrasi, tabarru atau cost of insurance, dan biaya pengelolaan investasi.

2. Membuat premi menjadi flat

Pada unit link, pada awalnya kita membayar premi lebih besar dari biaya-biaya asuransinya. Tapi hal ini akan meringankan kita di masa depan, karena nilai investasi yang terbentuk akan membayari biaya-biaya asuransi sehingga premi menjadi flat (tetap, tidak naik) sampai akhir masa kontrak. (Contoh penggunaan fungsi ini bisa dilihat di 355 Ribu Per Bulan Dapat UP 1 M, Mau?)

3. Memperpendek masa pembayaran premi

Dengan adanya unsur investasi yang berfungsi membayari biaya-biaya asuransi, maka masa pembayaran pun bisa menjadi lebih pendek. Dengan pengaturan premi dasar dan top up yang tepat, masa bayar unit link bisa direncanakan agar cukup 10 tahun. Seterusnya proteksi akan terus berjalan bersamaan dengan berkembangnya nilai investasi.

4. Mengembangkan dana

Selayaknya investasi lainnya, investasi pada unit link pun merupakan satu bentuk pengembangan dana agar tumbuh berlipat ganda dari modal awal. Jika unit link ditujukan untuk mengembangkan dana, maka alokasi premi top up harus diperbesar.

Senin, 09 Desember 2013

Kecelakaan KRL di Bintaro 9 Desember 2013



Kecelakaan antara KRL dengan truk yang memuat 24.000 liter bahan bakar ini terjadi tadi siang.  Info lengkapnya silahkan googling saja, atau silahkan baca disini dan disini.

Saya turut berduka cita bagi para korban. 

Kejadian ini mengingatkan kita pada tragedi Bintaro 1987.  Saat itu saya sih masih SD, jadi tidak paham.  Cuma yang saya tau, kejadian tersebut menghebohkan, sampai menginspirasi Iwan Fals untuk membuat lagu, dan juga menginspirasi sineas pada masa itu untuk membuat film nya.

Kejadian kali ini juga rasanya sangat menghebohkan.  Hampir seharian sebuah stasiun tivi terus menayangkan perkembangan beritanya.  Kebanyakan korban menderita luka bakar, beberapa orang yang meninggal seketika.  Usia korban kebanyakan masih produktif, antara 25-35 tahun.  Siapa yang menyangka?

Didukung kecanggihan teknologi, ramai juga bbm dari teman-teman di grup.  Kebetulan ada 1 teman saya.  Beliau adalah istri dari seorang masinis (yang alhamdulillah bukan masinis dari kereta tersebut).  Jadi seharian ini beliau juga jadi orang yang paling semangat beropini.

Dari percakapan kami di grup bbm, ada 1 kalimat dari beliau yang ingin saya garis bawahi yaitu:  "meninggal dalam kerja kalau masih utuh masih enak dilihat.... kalau hangus terbakar tanpa bentuk, gimana perasaan istri-istrinya?"

Ya, benar... Gimana perasaan para istri korban tersebut....

Saya pribadi pernah ada di posisi "perasaan ditinggal Ayah yang meninggal dalam kerja karena kecelakaan luka bakar 90%, kondisi utuh" saja, rasanya sudah seperti itu yaaa...

Jujur saja, waktu itu perasaan yang muncul lebih kepada: adanya kekuatiran menghadapi masa depan...  Bagaimana biaya hidup harian keluarga? Biaya kuliah adik saya kelak dapat darimana?  Bagaimana kelanjutan hidup kami sekeluarga? dan bagaimana..bagaimana.. lainnya...
Banyak sekali kekuatiran, keraguan, kegalauan dan ketakutan yang muncul...
Belum lagi kita sekeluarga harus menata hati..yang pastinya tidak bisa instan hasilnya... Amat sangat perlu waktu...

Yah, begitulahh hidup...  Kita tidak pernah tau...

                                                                     ***



Ketika resiko itu datang, pilihannya cuma 2:
mau pakai duit sendiri ATAU dibayarin asuransi?

Seandainya saja, para korban tersebut punya proteksi asuransi jiwa di Allianz Syariah, dengan produk Allisya protection Plus :

kondisi pria usia produktif 30 tahun, bekerja dalam ruangan, dengan premi hanya 600 ribu perbulan,  manfaat proteksi yang didapat:

http://myallisya.files.wordpress.com/2012/11/tabel-25-m.jpg?w=660

Bagi ahli waris yang ditinggalkan, akan dapat pertanggungan sebesar 1 Miliar.
Bagi korban kecelakaan akan dapat pertanggungan sebesar 500 juta, dan untuk luka bakarnya (termasuk salah 1 dari 49 sakit kritis yang di-cover Allianz) akan dapat pertanggungan sebesar 500 juta.
Keterangan lengkap tabel manfaat ini bisa dibaca disini.



Keluarga yang ditinggalkan butuh perjuangan hidup dari nol lagi karena kehilangan pencari nafkah.  Percayalah, menata hati itu tidak bisa terjadi secara tiba-tiba!

"Sungguh, meninggalkan ahli waris berkecukupan itu LEBIH BAIK daripada berkekurangan, sehingga mereka meminta-minta (HR Bukhari)"


Selasa, 26 November 2013

6 Kesalahan Keuangan Yang Dilakukan Orangtua Baru



Saat pasangan memutuskan untuk memiliki anak, artinya mereka sudah sadar konsekuensi yang akan didapat terutama dalam hal keuangan. Sayangnya para orangtua baru sering melakukan enam kesalahan keuangan berikut ini.

Saat baru memiliki bayi, Anda dan pasangan tentu tengah dilimpahi kebahagiaan. Perhatian Anda dan suami juga seringkali hanya fokus pada kebutuhan utamanya, seperti susu, pakaian, popok dan makanannya.

Dengan segala kesibukan dalam mengurus bayi itu, Anda dan suami pun jadi melupakan kalau si kecil juga perlu dipikirkan perencanaan keuangannya. Kenapa perencanaan keuangan ini penting dipikirkan sejak dini, agar masa depan anak nantinya lebih terjamin.

Sayangnya tidak sedikit orangtua yang melakukan kesalahan keuangan saat baru memiliki bayi. Berikut enam kesalahan itu seperti dikutip dari MSN:

1. Tidak Punya Asuransi Jiwa

Ketika Anda dan pasangan menjadi orangtua, memiliki asuransi jiwa sangat diperlukan. "Jika salah seorang dari Anda meninggal, Anda harus memastikan kebutuhan yang ditinggalkan tetap bisa terpenuhi," ujar ahli perencanaan keuangan asal California, Lynn Ballou.

Ballou menambahkan meskipun Anda atau pasangan sudah mendapatkan asuransi jiwa dari kantor, hal itu tetap belum cukup. Ia pun menyarankan belilah produk asuransi saat Anda dalam kondisi sehat, jangan menunggu sakit karena akan lebih mahal.

2. Membeli Asuransi Jiwa untuk Bayi

Marilyn Capelli, ahli perencanaan keuangan asal Michigan mengatakan membeli asuransi jiwa untuk bayi sebenarnya tidak perlu dilakukan. "Anda membeli asuransi jiwa untuk seseorang hanya jika meninggalnya orang itu membuat kondisi keuangan memburuk," katanya.

Asuransi jiwa untuk bayi perlu dimiliki jika memang anak memiliki kondisi kesehatan yang tidak baik. "Jarang sekali anak sehat akan memiliki masalah kesehatan saat dewasa," ujar Capelli.

3. Menunda Menabung untuk Kuliah Anak

Tidak sedikit orangtua yang mulai menabung untuk biaya kuliah saat anak memasuki usia SMA. Jika hal itu dilakukan, sudah sangat terlambat.

"Waktu terbaik untuk memulai adalah saat anak baru lahir," tutur ahli perencanaan keuangan asal Maryland, Amerika Serikat.

Sekarang ini ada berbagai cara untuk mulai mengumpulkan uang yang akan dipakai sebagai biaya kuliah anak. Selain dengan menabung, Anda juga bisa melakukannya dengan berinvestasi. Namun yang perlu diingat, setiap investasi baik itu emas atau reksadana memiliki risiko masing-masing.

4. Melupakan Dana Pensiun

Saat Anda dan pasangan menabung untuk biaya kuliah anak, Anda merasa keuangan Anda di masa depan sudah aman. Anda dan suami pun jadi lupa kalau sebenarnya setiap pasangan seharusnya juga memikirkan dana pensiun.

"Menabung untuk dana pensiun seharusnya adalah yang pertama dilakukan, dana kuliah di urutan kedua," jelas Ballou. "Anda, suami dan anak bisa memikirkan cara lain bagaimana bisa tetap sekolah. Akan lebih buruk jika anak Anda malah harus membiayai Anda saat Anda dan suami pensiun," tambahnya.

5. Boros Dalam Hal Berbelanja Kebutuhan Bayi

Semakin tinggi pendapatan, semakin besar juga pengeluaran Anda dan pasangan untuk membesarkan anak. Menurut data dari Department of Agriculture di Amerika Serikat, pada 2003, seorang anak yang lahir di 2003 dengan pendapatan orangtuanya lebih dari US$ 65.400 setahun, pengeluaran untuk membesarkannya butuh uang lebih dari US$ 344 ribu. Uang tersebut hanya cukup untuk si anak sampai berusia 18 tahun.

Maryland berpendapat, banyak orangtua berpikir apa yang mereka keluarkan untuk anak semuanya memang penting. Padahal sebenarnya tidak. Faktanya, tidak sedikit orangtua yang mengakui mereka cukup boros di tahun pertama kelahiran dan sebelum si bayi lahir.

"Orangtua baru berpikir mereka membutuhkan semuanya, ingin semuanya sempurna, dan tidak memikirkan biayannya," ujar Maryland.

Oleh karena itu sebelum mulai membeli perlengkapan anak, orangtua baru seharusnya membuat rencana pengeluaran. Anda dan pasangan juga jangan malu untuk memakai barang bekas untuk perlengkapan tertentu seperti stroller dan tempat tidur. Yang perlu diingat, perlengkapan yang dibeli tersebut sebagian besar hanya terpakai selama setahun. Untuk baju malah tidak sampai setahun, Anda sudah harus membelinya lagi.

6. Bekerja atau Jadi Ibu Rumah Tangga?

Beberapa wanita tidak cukup bijak menjawab pertanyaan ini. Tanpa pertimbangan matang, ada yang memilih berhenti bekerja karena ingin sepenuhnya mengasuh si kecil.

Jawaban pertanyaan tersebut sebenarnya mudah saja. Jika pendapatan pasangan cukup untuk memenuhi pengeluaran untuk anak, menjadi ibu rumah tangga tentu pilihan yang baik.

Namun sebelum memutuskan, ada beberapa faktor keuangan yang perlu diperhatikan. Salah satu yang penting adalah keuntungan yang didapat dari kantor jika Anda bekerja, seperti biaya kesehatan anak.

"Buatlah perbandingan apa saja keuntungan dari Anda bekerja atau tidak. Pikirkan juga bagaimana pengeluaran lainnya bisa terpenuhi," ujar Downey.



sumber:
http://www.wolipop.com/read/2011/09/02/124023/1714620/1133/6-kesalahan-keuangan-yang-dilakukan-orangtua-baru
.





Belum punya asuransi jiwa?
Pertimbangkan untuk buka polis Alliya Protection Plus dengan manfaat ini.

Hubungi Estri Heni untuk permintaan ilustrasi Anda.

Selasa, 12 November 2013

Rawat Jalan Itu Tidak Perlu Pakai Asuransi



Dialog berikut ini saya tujukan untuk mereka yang suka menanyakan asuransi rawat jalan. Semoga bermanfaat.

Z          : Aku baca di tulisan “Asuransi Rawat Jalan, Perlukah?”, katamu asuransi rawat jalan itu tidak perlu. Kenapa emangnya?
A          : Lho, katanya udah baca, kok nanya lagi?
Z          : Sori, cuma pengen denger langsung dari orangnya.
A          : Oke. Menurut kamu, sakit yang bisa berobat jalan itu sakit kayak apa?
Z          : Hmm, yang aku pernah alami sih, batuk pilek sama demam. Tadinya pakai obat warung, udah tiga hari gak berenti. Trus aku pergi ke Rumah Sakit. Diperiksa-periksa sama dokter, dikasih obat, habis itu mendingan.
A          : Habis berapa waktu itu berobatnya?
Z          : Buat dokternya 175 ribu, obatnya 90 ribu. Total 265 ribu.
A          : Punya gak uang segitu?
Z          : Ada sih.
A          : Nah, berarti gak perlu pakai asuransi kan?
Z          : Tapi kan, kalau ada asuransi lebih enak.
A          : Jadi asuransi itu buat cari enak?
Z          : Emangnya buat apa?
A          : Asuransi itu untuk cari perlindungan. Perlindungan keuangan dari hal-hal yang tidak sanggup kita tanggung.
Z          : Oo gitu ya. Soalnya aku punya temen, kalau berobat jalan gitu tinggal kasih kartu, pulang gak pake bayar.
A          : Temenmu itu dapat asuransi rawat jalan dari mana?
Z          : Dari kantornya.
A          : Nah, kalau ada dari kantor ya alhamdulillah, tinggal dipakai saja.
Z          : Aku gak ada rawat jalan dari kantor. Adanya cuma rawat inap.
A          : Kalau gak ada, gak usah repot nyari-nyari. Toh pakai uang sendiri pun sanggup, iya kan?
Z          : Iya sih. Tapi kamu jual kan askes rawat jalan?
A          : Ada. Tapi kalau mau ambil rawat jalan, harus ambil rawat inap. Jadi kamu punya askes rawat inap dari kantor, bisa mubazir. Kalau kamu pakai askes dari kantor dulu, askes sininya yang mubazir karena yang namanya askes kalau pakai kartu dia gak bisa dobel klaim.
Z          : Oo gitu ya. Kalo preminya sendiri gimana?
A          : Kalau rawat inap, preminya murah manfaatnya lumayan. Tapi rawat jalan itu preminya mahal banget, manfaatnya kecil.
Z          : Berapa?
A          : Contoh, kalau rawat inap, untuk dapat plan kamar yang 500 ribu sehari, preminya 2,3 juta per tahun. Tapi rawat jalan untuk plan yang sama, preminya 3,2 juta per tahun. Total kalau ambil rawat inap + rawat jalan, preminya 5,5 juta per tahun. (Cek di Tabel Premi Allisya Care)
Z          : Wah, mahal juga ya. Lalu manfaatnya segimana?
A          : Untuk rawat jalan plan 500, manfaatnya untuk konsultasi dokter umum 85 ribu per kunjungan, dokter spesialis 175 ribu per kunjungan, obat-obatan 4 juta per tahun, ada lagi untuk pemeriksaan diagnostik dan fisioterapi. Dan semua itu sistemnya reimburse, bayar dulu baru klaim. Selain itu, yang ditanggung asuransi cuma 80%, sisanya ditanggung sendiri (co-share, bagi risiko). (Cek di Tabel Manfaat Allisya Care).
Z          : Wah, jadi total manfaatnya untuk obat-obatan 4 juta ya? Gak jauh beda sama preminya ya.
A          : Emang. Kalo menurutku, daripada uang 3,2 juta itu disetorkan ke asuransi, mendingan dijadikan dana darurat. Sewaktu-waktu kena pilek trus ke dokter, tinggal pakai. Yakin deh, dalam setahun gak bakal habis kalau cuma utk rawat jalan.
Z          : Hmm, betul juga sih. Oke deh terima kasih.
A          : Sama-sama, terima kasih kembali :) .


Asuransi Rawat Gigi, Kacamata, dan Melahirkan
Z          : Nanya lagi boleh?
A          : Ya silakan, kawan.
Z          : Kalau rawat gigi gimana, perlu gak pakai asuransi?
A          : Prinsipnya sama. Biaya rawat gigi berapa sih? Kalau masih mampu pakai uang sendiri, kenapa repot-repot pakai asuransi?
Z          : Oo gitu. Kalau rawat kacamata?
A          : Itu sih lebih-lebih lagi gak perlu asuransi. Emangnya dalam setahun berapa kali ganti kacamata? Dan harga kacamata berapa sih?
Z          : Hmm, gitu ya. Kalau untuk melahirkan, gimana?
A          : Menurut saya juga tidak perlu. Pertama, melahirkan itu bukan musibah, tapi anugerah. Asuransi itu fungsinya untuk jaga-jaga dari musibah, khususnya musibah yang biayanya berat kalau ditanggung sendiri. Kedua, biaya melahirkan itu relatif tidak besar. Kalau mau melahirkan di bidan, biayanya paling cuma 1 jutaan. Kalau di rumah sakit, lahir normal tak sampai 10 juta. Masih bisalah pakai uang sendiri, asalkan disiapkan dari awal kehamilan.
Z          : Kalau cesar gimana?
A          : Ya siapkan juga antisipasi dananya untuk lahir cesar. Alasan ketiga, premi asuransi melahirkan itu mahal sekali. Misal ingin ditanggung sebesar 10 juta (lahir normal) atau 20 juta (lahir cesar), maka preminya 10 jutaan per tahun. (Cek Tabel Manfaat dan Tabel Premi di atas).
Z          : Hmm, kalau punya uang 10 juta, mendingan ditabung sendiri ya.
A          : Betul banget. Selain itu, kalau dibelikan asuransi, belum tentu manfaatnya terpakai.
Z          : Kenapa?
A          : Karena untuk ambil asuransi melahirkan, statusnya harus dalam keadaan belum hamil. Kalau sudah hamil tidak bisa, karena ada masa tunggu 280 hari atau 9 bulan 10 hari. Kalau ambil asuransi melahirkan tapi ternyata tidak hamil, berarti uangnya hangus ngus ngus. Bahkan kalau hamilnya telat, misalnya baru hamil 4 bulan atau lebih setelah ambil asuransi, sama juga tidak terpakai, karena masa berlaku polisnya satu tahun.
Z          : Jadi, kalau ambil asuransi melahirkan, harus hamil dalam waktu paling lambat 3 bulan ya setelah polis jadi?
A          : Tepat sekali, baru manfaatnya terpakai.

Asuransi Yang Wajib Diambil
Z          : Oke deh, makasih pencerahannya. Jadi, asuransi apa yang mestinya kita ambil?
A          : Asuransi yang mesti diambil, ukurannya satu: Kalau sebuah risiko biayanya terlalu berat untuk ditanggung sendiri, atau bahkan tidak akan sanggup kalau ditanggung sendiri, berarti WAJIB pakai asuransi.
Z          : Contohnya?
A          : Contohnya risiko meninggal dunia, cacat tetap, dan penyakit kritis.
Z          : Wah, itu sih memang berat sekali akibat keuangannya. Kalau rawat inap?
A          : Askes rawat inap pada umumnya perlu untuk sebagian besar orang. Tapi untuk orang yang punya cukup uang, katakanlah dia punya gaji bulanan di atas 20 jutaan dan bisa menyisihkan sepertiga penghasilannya, atau dia punya dana darurat 100 jutaan, bisa jadi tidak perlu ambil askes rawat inap.
Z          : Kenapa?
A          : Askes rawat inap itu fungsinya untuk sakit biasa, contohnya tipes, DBD, diare, usus buntu. Biayanya saat ini antara 5 sampai 20 jutaan, dan kalau rumah sakitnya yang mahal, mungkin bisa sampai 50 juta. Memang cukup besar, tapi kalau dihitung-hitung, angka itu cuma sekali atau dua kali gaji bulanan. Kalau punya simpanan dana darurat 100 jutaan, habis 50 juta pun tak masalah. Pulang dari RS tinggal cari uang lagi.
Z          : Oke, masuk akal penjelasannya. Terima kasih.
A          : Sama-sama, terima kasih telah mendengarkan :) []





http://myallisya.wordpress.com/2013/11/02/rawat-jalan-itu-tidak-perlu-pakai-asuransi/#more-2264