Banyak rekan bertanya kepada saya tentang asuransi pendidikan. Mereka ingin asuransi yang memberikan sejumlah uang ketika anaknya masuk sekolah (TK, SD, SMP, SMA, PT). Dasar alasannya saya kagumi, yaitu bahwa mereka lebih mementingkan anak daripada diri mereka sendiri.
Tapi
sebenarnya ada yang lebih penting ketimbang persiapan dana pendidikan anak,
yaitu proteksi jiwa dan kesehatan untuk orangtua. Dasar pemikirannya begini:
sepanjang orangtua sehat dan selamat dan masih hidup, dana pendidikan anak bisa
diperoleh dengan cara lain dan dari mana saja asalkan berusaha. Tapi jika
orangtua tidak sehat atau tidak selamat, bisa-bisa dana pendidikan yang telah
dipersiapkan pun akan terpakai untuk biaya berobat orangtua.
Dengan kata
lain, ungkapan kasih sayang kepada anak justru lebih tepat disalurkan lewat
asuransi jiwa. Dengan asuransi jiwa, orangtua memikirkan kepentingan anak bukan
hanya ketika ia sehat dan selamat dan hidup, tapi juga jika ia tak berdaya dan
bahkan jika ia terlalu cepat menghadap Sang Pencipta.
Intinya: proteksi harus didahulukan
daripada investasi.
Inilah alur perencanaan keuangan yang benar.
Namun tidak mudah memberikan pengertian ini kepada para orangtua yang “sangat peduli anak” itu. Belum lagi jika mereka meminta asuransinya atas nama anak. Maka ini kekeliruan lain lagi yang kadarnya lebih besar. Setiap asuransi pendidikan pada hakikatnya adalah asuransi jiwa, hanya ada nilai tunainya, sedangkan anak tidak butuh asuransi jiwa karena dia belum memiliki risiko finansial. Orangtua atau kerabat lain tidak akan disusahkan keuangannya jika anak meninggal dunia. Selain itu peluang meninggalnya anak sangat kecil. Jadi tidak usahlah dia dibelikan asuransi jiwa. Yang butuh asuransi jiwa adalah orangtua (ayah atau ibu jika bekerja), karena risiko meninggalnya orangtua dapat mengakibatkan kesulitan keuangan pada keluarga yang ditinggalkan.
Namun tidak mudah memberikan pengertian ini kepada para orangtua yang “sangat peduli anak” itu. Belum lagi jika mereka meminta asuransinya atas nama anak. Maka ini kekeliruan lain lagi yang kadarnya lebih besar. Setiap asuransi pendidikan pada hakikatnya adalah asuransi jiwa, hanya ada nilai tunainya, sedangkan anak tidak butuh asuransi jiwa karena dia belum memiliki risiko finansial. Orangtua atau kerabat lain tidak akan disusahkan keuangannya jika anak meninggal dunia. Selain itu peluang meninggalnya anak sangat kecil. Jadi tidak usahlah dia dibelikan asuransi jiwa. Yang butuh asuransi jiwa adalah orangtua (ayah atau ibu jika bekerja), karena risiko meninggalnya orangtua dapat mengakibatkan kesulitan keuangan pada keluarga yang ditinggalkan.
Bagi saya,
terus-terang pertanyaan tentang asuransi pendidikan ini adalah suatu dilema.
Jika tidak saya kabulkan, bisa-bisa mereka tidak mau mengambil asuransi dari
saya. Tapi jika saya kabulkan, apa yang telah saya pelajari memberitahukan
bahwa cara tersebut bukan yang terbaik bagi nasabah.
Tentu saja
Allianz punya produk asuransi pendidikan, yaitu yang disebut My Education. Tapi
produk ini jenisnya endowment (dwiguna; asuransi+tabungan). Saya tidak
rekomendasikan endowment kepada calon nasabah saya karena dua hal:
manfaat proteksinya tidak maksimal dan nilai tunainya akan tergerus inflasi.
Karena yang
dibutuhkan berupa uang, maka cara terbaik mempersiapkan dana pendidikan adalah
investasi. Tapi kebanyakan orang masih awam tentang investasi. Yang mereka tahu
hanya menabung. Tapi menabung, meskipun di bank yang ada bunganya, bukanlah
cara yang tepat untuk mengumpulkan uang, karena meski jumlah uang bertambah,
hakikatnya nilainya menurun oleh inflasi (dan juga pajak; ingat, pajak deposito
besarnya 20%). Pada rentang waktu yang sama, biaya pendidikan selalu naik
setiap tahun.
Pada
dasarnya, sepanjang orangtua telah memiliki proteksi jiwa dan kesehatan yang
mencukupi, ia bisa dengan tenang mengumpulkan dana untuk pendidikan anaknya
tanpa harus melalui asuransi. Ia bebas berinvestasi di bidang apa saja yang ia
pahami. Entah itu emas (dinar), perak (dirham), reksadana, saham, tanah, kayu
jabon, hewan ternak, atau apa saja ya ng bisa dilakukan, yang penting hasilnya
tidak kalah oleh inflasi.
Dari
pemikiran bahwa cara terbaik mempersiapkan dana pendidikan adalah investasi
dibarengi proteksi (atas nama orangtua), maka jika ada yang bertanya kepada
saya tentang asuransi pendidikan, saya akan menyodorkan AllisyaProtection Plus atau Tapro Allisya
Tapro
Allisya merupakan program asuransi jiwa dengan manfaat yang lengkap dan
maksimal, plus investasi yang menguntungkan melalui saham, sukuk (obligasi
syariah), dan deposito syariah, dengan pilihan beberapa jenis dana investasi.
Tapro Allisya bukan asuransi pendidikan dalam pengertian tradisional yang lazim
dipahami, tapi produk ini bisa dipakai untuk dana pendidikan tanpa melupakan
proteksi.
Estri Heni
0817 028 4743
2a0897cb
henibisnis@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar