Prioritas
asuransi diukur dari dampaknya pada keuangan kita, bukan dari frekuensi
kejadiannya. Ada yang kejadiannya sering, misalnya pilek atau batuk biasa, tapi
karena dampak keuangannya kecil, tanpa asuransi pun tak masalah. Tapi ada
peristiwa yang kejadiannya mungkin hanya sekali, namun bekas yang
ditinggalkannya tak terhapuskan seumur hidup, baik dari segi fisik maupun
keuangan.
Jika akibat
dari satu kejadian itu membuat seseorang langsung jatuh dalam kemiskinan,
aset-aset terjual atau tergadai, terjerat dalam belitan utang, sumber
penghasilan terputus, hingga keluarga terbenam dalam kesedihan dan kehinaan,
maka risiko itulah yang harus kita prioritaskan untuk diasuransikan.
Ketika kita
memutuskan untuk berasuransi, berpikirlah – walau sejenak saja – untuk
risiko-risiko yang paling buruk. Yaitu risiko-risiko yang butuh biaya sangat
besar.
Apa saja?
Berdasarkan
dampak keuangannya dan preminya, setidaknya ada 4 jenis proteksi yang merupakan
prioritas untuk dimiliki, yaitu asuransi yang menanggung risiko meninggal
dunia, rawat inap, penyakit kritis, dan cacat. Jika anda telah memiliki empat
proteksi ini, silakan mau nambah asuransi lain juga (rumah, mobil, rawat jalan,
rawat gigi, persalinan, dll), kalau memang ada dananya.
Asuransi
Meninggal Dunia
Asuransi
yang menanggung risiko meninggal dunia menjadi prioritas pertama karena: selama
masih hidup, akan selalu ada harapan. Tapi jika sudah dijemput maut, tak ada
lagi yang bisa dikatakan.
Asuransi
jiwa wajib bagi pencari nafkah dalam keluarga, biasanya ayah, dan juga ibu jika
bekerja. Jika dana yang tersedia terbatas, inilah yang harus dibeli terlebih dahulu.
Kematian
seorang ayah atau ibu berdampak pada putusnya sumber penghasilan karena tidak
ada lagi orang yang mencarikan nafkah untuk keluarga. Kesedihan paling besar
dialami oleh si anak. Terkadang dia harus dipelihara di rumah saudara atau
bahkan dititipkan di panti asuhan. Tentunya kita tidak mau anak kita merepotkan
orang lain, bukan?
Asuransi
Kesehatan Rawat Inap
Setelah
proteksi dasar terpenuhi, prioritas berikutnya adalah asuransi kesehatan rawat
inap untuk seluruh anggota keluarga. Produk asuransi kesehatan ada yang
dipasangi rider (proteksi tambahan) rawat jalan, rawat gigi, atau persalinan.
Tapi yang prioritas hanyalah rawat inap. Yang lainnya terlalu mahal untuk
dibeli, sementara manfaatnya tak seberapa, dan tanpa asuransi pun masih bisa
ditanggulangi.
Asuransi
kesehatan rawat inap memberikan penggantian biaya pengobatan sesuai yang
dijanjikan dalam polis jika peserta mengalami rawat inap di klinik atau rumah
sakit. Biaya pengobatan penyakit yang memerlukan rawat inap sangat bervariasi
tergantung penyakitnya, tapi pada umumnya cukup memberatkan jika harus
ditanggung sendiri.
Saat ini
sebagian besar orang telah memiliki askes rawat inap. Mereka yang bekerja di
sektor formal (PNS, Polri, TNI, dan karyawan swasta), boleh dikata semuanya
telah memiliki askes. Sedangkan untuk masyarakat secara umum, khususnya
kalangan menengah-bawah, pemerintah telah menyediakan berbagai jaminan
kesehatan melalui program semacam Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat),
Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah), Jamkesos (Jaminan Kesehatan Sosial),
Jampersal (Jaminan Persalinan), KJS (Kartu Jakarta Sehat), hingga BPJS (Badan
Penyelenggaran Jaminan Sosial).
Oleh karena
itu, jika anda beruntung termasuk pemilik askes (apa pun jenis dan namanya),
anda dapat melewatkan bagian ini dan melanjutkan ke prioritas asuransi
berikutnya.
Asuransi
Penyakit Kritis
Dari segi
dampak keuangan, penyakit kritis dapat menimbulkan dampak yang lebih besar
ketimbang kematian. Apalagi jika penyakit kritis tersebut berlangsung
berkepanjangan atau tidak tersembuhkan, yang repot bukan hanya penderita, tapi
juga keluarga, para kerabat, hingga teman-temannya. Contohnya, orang yang
terkena stroke, jika tidak sembuh, dia jadi lumpuh dan tidak bisa bekerja
seperti sebelumnya. Tapi dia harus tetap berobat sementara biaya hidup tak bisa
ditunda pemenuhannya.
Sayangnya
banyak yang belum menyadari pentingnya proteksi penyakit kritis. Mereka merasa
asuransi kesehatan saja sudah cukup. Mungkin jika askesnya berkategori premium,
biaya ratusan juta hingga miliaran bisa ditanggung, tapi askes premium harganya
tak akan terjangkau oleh kebanyakan orang. Dan sebagus-bagusnya askes, tak ada
yang memberikan uang tunai untuk nasabahnya. Padahal orang yang terkena
penyakit kritis, dia bukan hanya butuh penggantian biaya pengobatan, tapi juga
sejumlah uang untuk biaya hidup dan lain-lainnya.
Proteksi
penyakit kritis tidak dimaksudkan untuk menggantikan asuransi kesehatan.
Proteksi penyakit kritis menambal apa yang tidak dapat diberikan askes, yaitu
uang tunai dalam jumlah besar (ratusan juta hingga miliaran rupiah).
Asuransi
Cacat (Sebagian maupun Total, karena Sakit ataupun Kecelakaan)
Cacat bisa
disebabkan kecelakaan ataupun penyakit. Dalam hal cacat tetap total, kejadian
ini sama akibatnya dengan meninggal dunia dan beberapa jenis penyakit kritis,
yaitu putusnya penghasilan karena tidak mampu lagi bekerja.
Di sini,
tersedia dua proteksi yang penting, yaitu ADDB (Accident Death and Disability
Benefit) dan TPD (Total Permanent Disability). ADDB menanggung risiko cacat
(sebagian maupun total) akibat kecelakaan, sedangkan TPD menanggung risiko
cacat total akibat sakit maupun kecelakaan.
Jangan buang
waktu Anda untuk terus mencari. Apabila
Anda setuju dengan artikel ini, artinya Anda harus segera ambil TAPRO Allisya,
karena semuanya ada disini.
Yuk hubungi
saya untuk mendapatkan penawaran solusi terbaik sesuai kebutuhan dan kemampuan financial
Anda.
Estri Heni
0817 028 4743
2a0897cb
henibisnis@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar